بسم الله الرحمن الرحي


Jumat, 20 Desember 2013

Profil Tokoh Tokoh Nasional,


Sri Mulyani Indrawati (lahir di Lampung, 26 Agustus 1962; umur 51 tahun) adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika ia menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia maka ia pun meninggalkan jabatannya sebagai menteri keuangan. Sebelum menjadi menteri keuangan, dia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. Komentar dan analisisnya kritis, lugas, jernih dan populer. Ia primadona panggung seminar dan talk show di televisi kala itu. Selain sering muncul di seminar-seminar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Ia pernah menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.

PENDIDIKAN:

  • Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi (1981 – 1986)
  • University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A Master of Science of Policy Economics  (1988 – 1990 )
  • University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A Ph. D of Economics (1990 –  1992 

Selasa, 08 Maret 2011

"The 2nd International Research Symposium in Service Management (IRSSM-2) July 26 - 30, 2011, Yogyakarta, Indonesia"

"The 2nd International Research Symposium in Service Management (IRSSM-2)

July 26 - 30, 2011, Yogyakarta, Indonesia"

"Organising Committee"

Symposium Chair:

Prof. Jay Kandampully (Editor Journal of Service Management; The Ohio State University, USA)

"Scientific Committee"

Dr. Alison Dean, University of Newcastle, Australia

Dr. Allard van Riel, Radboud University Nijmegen, The Netherlands

Dr. Anita Zehrer, University of Applied Sciences, Innsbruck, Austria

Dr. Bo Edvardsson, Karlstad University, Sweden

Dr. Boopen Seetanah, University of Mauritius, Mauritius

Dr. Chatura Ranaweera, Wilfrid Laurier University, Canada

Dr. Christo Boshoff, Stellenbosch University, South Africa

Dr. David Solnet, The University of Queensland, Australia

Dr. Didi Achjari, Gadjah Mada University, Indonesia

Dr. Goran Svensson, Oslo School of Management, Norway

Dr. Hyun Jeong "Jenny" Kim, Washington State University, USA

Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja, Bandung Institute of Technology, Indonesia

Dr. Javier Reynoso, Monterrey Institute of Technology, Mexico

Dr. Joerg Finsterwalder, University of Canterbury, New Zealand

Dr. Roubina Juwaheer, university of Mauritius, Mauritius

Dr. Thomas Foscht, Karl-Franzens-University Graz, Austria

Dr. Werner H. Kunz, University of Massachusetts, USA

Associate Symposium Chairs:

Dr. Nur Indrianti (Chair, UPN "Veteran" Yogyakarta)

Dr. Muhamad Nurcholis (Co-Chair, UPN "Veteran" Yogyakarta)

Dr. Shanudin Zakaria (Co-Chair, Universiti Kebangsaan Malaysia)

Dr. Rukmowati Brotodjojo (Secretary, UPN "Veteran" Yogyakarta)

Ratna Roostika, Ph.D. (Co-Secretary,UPN "Veteran" Yogyakarta)

Sari Virgawati, M.Eng. (Programme Coordinator, UPN "Veteran" Yogyakarta)

Dessyanto Boedi P., M.T., (Website Coordinator, UPN "Veteran" Yogyakarta)

"Sponsor"

'School of University of Queensland'

'CTF Service Research Center Karlstad University Sweden'

'School of Hotel Administration The Center for Hospitality Research Cornell University'

'The Institute for Management Research Nijmegen School of Management

Radboud University Nijmegen, The Netherlands'

'Center for Service Leadership, Arizona State University, USA'

'Oslo School of Management'

'Centre for Relationship Marketing and Service Management'

info:

http://irssm2.upnyk.ac.id/

Kamis, 03 Februari 2011

"Gejolak Di Mesir Jangan Dijadikan Alat untuk melakukan hal yang sama di Indonesia"


KOMPAS.com - Dalam 1 minggu terakhir bulan Januari 2011, Mesir diguncang aksi demo keras yang semakin meluas. Gerakan diawali oleh para aktivis yang mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan Presiden Husni Mubarak. Demonstran mendesak Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang telah berlangsung 30 tahun, menuntut mundur Perdana Menteri Ahmed Nazif, serta menuntut pembubaran parlemen dan pembentukan pemerintah bersatu.

Gerakan demonstran yang dimulai pada hari Rabu (26/1/2011) yang merupakan hari libur nasional mereka lempar dengan tagline "hari kemarahan". Massa demonstran berbaris di pusat kota Kairo, menuju kantor partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, serta Departemen Luar Negeri dan televisi negara. Protes serupa dilaporkan terjadi di kota-kota lain di seluruh negeri. Bentrokan akhirnya tak terhindarkan, polisi melemparkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang berteriak "Turunlah bersama Mubarak" di Tahrir Square.

Kerusuhan meluas di Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut. Pada kerusuhan awal tiga pengunjuk rasa dan seorang perwira polisi telah tewas. protes terus di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka terpenuhi. Kekerasan juga meletus di kota Suez , sementara di daerah Sinai utara, tepatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badui dan polisi terlibat aksi saling menembak, menewaskan seorang remaja berusia 17 tahun. Hal yang sama juga terjadi di Ismailia.

Tuntutan dan aksi yang dikatakan terilhami oleh demonstrasi yang berhasil menjatuhkan presiden tunisia itu terus dicoba dibubarkan oleh pemerintah. Sekitar 250 orang terluka, termasuk 85 polisi, setelah polisi antihuru hara menembakkan gas air mata. Citra kepolisian di Mesir terus merosot, sementara rakyat masih menghargai pasukan militer. Para pejabat keamanan menyebutkan hampir 1000 pemrotes ditahan. Pada tanggal 28 Januari internet dan SMS di Mesir mati, layanan jejaring sosial Facebook dan Twitter terganggu.

Pemerintah Mesir kini mendapat tekanan internasional yang lebih keras, termasuk dari negara sekutunya Amerika Serikat. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley menyampaikan agar para pemimpin Arab bekerja sama dengan masyarakat mereka dalam melakukan reformasi atau dalam mencermati para ekstremis. "Orang-orang di seluruh Timur Tengah-orang seperti di mana-mana-sedang mencari kesempatan untuk berkontribusi dan memiliki peran dalam keputusan-keputusan yang akan menentukan kehidupan mereka," katanya.

"Kami ingin melihat reformasi terjadi di Mesir dan di tempat lain, untuk membuat peluang lebih besar di bidang politik, sosial dan ekonomi yang konsisten dengan keinginan rakyat," kata Crowley. "Amerika Serikat adalah mitra Mesir dan orang-orang Mesir kini berada di dalam proses, yang kami percaya harus terungkap dalam suasana damai," kata juru bicara itu. Sementara Menteri luar negeri AS Hillary Clinton menyampaikan bahwa Amerika Serikat mendukung "hak fundamental menyatakan pendapat dan berkumpul bagi semua orang dan kita mendesak agar semua pihak menahan diri dan menahan diri dari kekerasan."

Kini, apa yang bisa dilihat dari kerusuhan di Mesir tersebut. Kerusuhan di Mesir merupakan sebuah awal gelombang protes masyarakat yang menginginkan perubahan menuju ke suatu kondisi yang lebih baik. Gerakan rakyat dikawasan tersebut dimulai di Tunisia, dan berhasil menumbangkan Presiden Zine al-Abidine Ben Ali pada bulan Januari ini. Setelah Mesir bergolak kemudian Yaman mulai bergetar. Puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di ibu kota Sana menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah berkuasa dalam 30 tahun terakhir, mundur. Presiden Saleh, yang dikenal sebagai sekutu Barat, menjadi pemimpin Yaman Utara pada 1978. Ia juga menjadi pemimpin negara ketika Yaman Selatan bergabung dengan Utara pada 1990. Terakhir kali ia terpilih kembali menjadi presiden pada 2006.

Kenapa gelombang protes bergulir dikawasan tersebut? Rakyat di ngara-negara tersebut menginginkan sebuah perubahan untuk melawan kemiskinan, pengangguran dan korupsi pemerintah. Demonstran ternyata tidak mampu diatasi oleh aparat kepolisian. Panser-panser pasukan keamanan telah diserbu dan dibakar oleh massa. Presiden Mubarak nampaknya belum berhasil mengatasi aksi keras demo yang terjadi. Dalam pidato di televisi, Mubarak berjanji akan melaksanakan reformasi politik dan ekonomi. Ia juga memerintahkan Kabinetnya mengundurkan diri dan berjanji untuk mengangkat Kabinet baru.

Di lain sisi Amerika sebagai negara pendukungnya bahkan menekan Mubarak agar tidak mengambil tindak kekerasan terhadap demonstrasi damai dan memulihkan pelayanan komunikasi dan internet yang telah diputuskan. Presiden Barrack Obama mengatakan telah menelepon Presiden Husni Mubarak agar mengambil langkah kongkrit untuk memenuhi reformasi yang telah dijanjikannya kepada rakyat Mesir. Kini para demonstran tidak memperdulikan jam malam dan terus menuntut agar Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang sudah berlangsung 30 tahun itu. Gedung-gedung terus terbakar di Kairo dan tank-tank meronda jalan-jalan, yang mengakhiri hari yang penuh dengan kekerasan dan kekacauan di Mesir.

Imbas ke Indonesia

Apakah kaitan Tunisia, Mesir, Yaman dan Indonesia? Pemerintah pada era demokrasi kebebasan ini sebaiknya lebih waspada, tayangan media sudah tidak ada batas geraknya. Semua serba terbuka, semua disebut telah menjadi hak individu. Kebebasan menjadi milik rakyat di negara-negara yang menerapkan sistem demokrasi. Mesir dan Indonesia adalah negara dengan sistem demokrasi, kemiskinan adalah tuntutan di Mesir, sementara masalah kemiskinan bukanlah suatu yang asing di Indonesia. Berbicara soal korupsi, Mesir luluh lantak karena tuntutan demonstran soal korupsi, sementara di Indonesia masalah korupsi sudah bukan yang aneh lagi, beberapa kasus besar yang terakhir kasus Gayus dan ditangkapnya 17 politisi adalah gambaran serupa.

Perubahan, itulah kata bertuah yang mesti kita cerna bersama. Pemerintah tidak perlu memberikan janji dan angin surga kepada rakyatnya, letupan-letupan kecil mulai terasa di sini. Presiden SBY terlihat mulai dijadikan target utama, dan media dengan gembira menayangkannya. Bukankah sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil? Bagaimana dengan Amerika, yang selalu mendukung penuh negara yang mau menerapkan sistem demokrasi? Begitu terjadi aksi protes yang keras, kasar dan meluas terhadap pemerintahan demokratis di sebuah negara, maka kata-kata standar akan dikeluarkan, agar jangan menggunakan kekerasan kepada demonstran. Mereka mendukung rakyat, begitu basa-basinya.

Jadi, apa pelajaran yang bisa kita petik dari kasus Tunisia, Mesir, dan mungkin Yaman? Kita harus bisa bersama-sama menjaga negara kita, yang berkuasa mengemban amanah seperti yang diharapkan rakyat, tidak perlu janji dan ucapan yang sangat tidak disukai rakyat. Kita mesti waspada, banyak yang berambisi di Indonesia, dan banyak yang menginginkan agar kita ribut, tidak stabil dan tetap bodoh. Tujuannya hanya satu, orang bodoh tetap mudah ditipu. Demikian juga bagi orang pintar yang tidak memerintah, perlu disadari bahwa sebagian besar rakyat kita tidak bisa begitu memhamai dan mudah terprovokasi, kerusuhan hanya menunggu waktu apabila para elit tidak segera berbenah diri dan berupaya menjaga perkataan.

Apakah rakyat kita rakyat mereka? Bukan, rakyat kita adalah saudara kita, pemerintah adalah juga rakyat yang kita pilih untuk menyejahterakan bangsa ini. Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya. Sekali lagi mohon berhati-hati, pengetahuan dan kemampuan dalam berdemokrasi bagi rakyat kita barulah pada tahap meniru, dan contoh teraktual yang bisa ditiru adalah kerusuhan di Mesir itu. Semoga Allah SWT melindungi bangsa Indonesia yang kita cintai bersama. Amin.

Jumat, 05 November 2010

Renungkan


Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenangla belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15). Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."

Jika saja kedua Umar ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a'lam

Jumat, 16 Juli 2010

Pandangan A S Hikam terhadap pernyataan yusril yang merasa sudah di utak atik pada masa yusril menjadi menteri kabinet indonesia bersatu

Perkembangan kasus Sisminbakum yang menyeret mantan Menkumham dan Mensesneg Yusril Ihza mahendra (YIM) makin menarik. Bukan hanya karena kegaduhan publik yang coba diciptakan oleh ybs berkenaan dengan tudingan ilegalitas terhadap Jaksa Agung Hendarman Supandji (HS), tetapi yang lebih serius adalah pengungkapannya mengenai keterlibatan SBY dan inner circlenya dalam permasalahan ini. Paling akhir adalah pengungkapan atas keterlibatan Sudi Silalahi dan SBY sendiri dalam upaya "menyingkirkan" YIM dari Kabinet dan dakwaan keterlibatan dalam tindak pidana korupsi kasusu Sisminbakum tersebut.

Mengapa saya mengatakan serius? Sebab jika publik dapat dipengaruhi oleh YIM melalui pengungkapan-pengungkapan latarbelakang politik dari masalah yang menimpanya, niscaya akan semakin menambah beban Pemerintah dan juga pribadi SBY dan lingkaran dalamnya yang, pada gilirannya, akan menganggu legitimasi politik yang semakin banyak dipertanyakan oleh lawan-lawan politik serta sebahagian publik di negeri ini. YIM, yang notabene pernah menduduki posisi strategis dalam Kabinet SBY, sudah pasti memiliki banyak "kartu" dan "informasi dari dalam" yang dapat dipergunakan untuk tawar-menawar politik atau, jika tidak diakomodasi, membuat suasana tidak kondusif bagi elite kekuasaan yang ada.

Contoh yang paling gres tentu adalah pengungkapannya mengenai bagaimana YIM sejatinya telah diincar oleh SBY, Sudi, dan Hendarman untuk dijatuhkan bahkan ketika ia masih menjabat sebagai Mensesneg. Seperti yang kita baca dalam tautan posting ini, YIM ingin mnampilkan dirinya sebagai pihak yang didzolimi kendati telah berjasa besar kepada SBY dan Pemerintahannya, termasuk menjadi Ketua panitia Konferensi Asia-Afrika pada 2005 yang dianggap sukses dan mampu mendongkrak citra Republik dan SBy di dunia internasional! YIM terkesan ingin menampilkan sebuah gambaran yang sangat negatif mengenai kondisi pemerintahan dan Kabinet SBY dan, sebaliknya, menunjukkan bahwa dirinya menolak untuk terus bergabung di dalamnya dengan meminta mundur. Dalam penuturan YIM, sangat transparan bagaimana ketiga pihak yang bekerjasama untuk menjatuhkan YIM kemudian saling mengingkari bahwa ada upaya tersebut, namun YIm bergeming dengan pendapatnya.

Jika hal ini kemudian berkembang luas dalam wacana publik dan media juga memberikan coverage secara terus menerus dan meluas, bukan tidak mungkin pengungkapan YIM ini akan bisa mengalahkan semua kasus yang sekarang sedang menjadi perhatian publik, termasuk heboh tentang rekening gendut oknum Polri, kasus tayangan porno Luna Maya, Cut Tari dan Ariel, dan kasus Susno, Gayus, dan juga Anggodo vs KPK. Sebab, perguliran dari kasus yang diungkapkan YIM akan sangat eksplosif bagi posisi politik Pemerintah dan SBY yang saat ini justru sedang babak belur karena berbagai kegagalannya dalam mengelola pemerintahan dan memberikan solusi-solusi bagi masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Jika parpol pendukung pemerintahan SBY yg tergabung dalam Setgabsi tidak memahami masalah ini, saya khawatir mereka akan semakin terpojok dan segera mendapati diri dalam pertikaian yang lebih parah. Apalagi kalau hal ini bergabung dengan issu reshuffle Kabinet, maka pertikaian intra koalisi akan menemukan momentumnya yang akan dapat membuat kinerja Kabinet benar-benara akan sangat terganggu. Hasil akhir dari semua ini tentu sudah dibayangkan oleh YIM dan lawan politik SBY: kondisi politik yang kacau balau dan semakin melemahnya kemampuan Kabinet dan koalisi parpol untuk menjalankan fungsi mereka! Indonesia akan terancam menghadapi krisis kepemimpinan dan sistem politik yang tidak kalah parahnya dengan masa sebelum Soeharto jatuh.

www.detiknews.com
Yusril Ihza Mahendra kini kena jerat hukum terkait kasus dugaan korupsi Sisminbakum. Yusril merasa sudah jadi incaran sejak dirinya menjabat Mensesneg dalam KIB pimpinan Presiden SBY.
14 jam yang lalu · · · Bagikan
Anggit Santoso
Anggit Santoso
kalau yg kecil diremehkan....dan hanya yg besar saja yg dielus elus....tunggu saja waktu tuk tergelincir....he...he
13 jam yang lalu · · 1 orang
Syamsu-l Arifyn Munawwir
Syamsu-l Arifyn Munawwir
Yg menarik, ketika Hendarman menantang YIM berdebat d pengadilan, YIM menjawab, "Ente jual ana beli!" dn mengadu k polisi dn MK.

Tampakx Hendarman salah langkah menghadapi YIM..
13 jam yang lalu · · 1 orang
Rini Budi
Rini Budi
Wahai ya Allah, tunjukanlah kepada kami bahwa yg benar adalah benar dan yg salah adalah salah. Ya Allah selamatkanlah bangsa dan negeri tercinta ini dari kaum yg senang menyebarkan fitnah.
13 jam yang lalu · · 1 orang
Muhammad A S Hikam
Muhammad A S Hikam
‎@Rini: Amin...
13 jam yang lalu ·
Rozanil Imroni
Rozanil Imroni
Untuk memperbaiki negeri ini, berharap agar saling bongkar kebobrokan akibatnya akan lebih baik daripada terus menerus saling menutupi.
13 jam yang lalu · · 1 orang
Muhammad Nur Kamal
Muhammad Nur Kamal
Akses YIM ke media cukup kuatkah untuk menjadikan pengungkapan YIM tsb? tanpa itu, kasus YIM dan kasus2 yg diungkapkannya akan berlalu seiring waktu
13 jam yang lalu · · 1 orang
Muhammad A S Hikam
Muhammad A S Hikam
‎@Kamal: Kalau media yang dimiliki lawan politik SBY cukup gencar meliput, saya kira akan mampu melakukan hal itu.
13 jam yang lalu ·
Sugiyono Zen
Sugiyono Zen
proff......
Alhamdulillah dari tulisan ini akan membuka wawasan kami semua......
Siapapun yg menutupi "bangkai" dia belum sadar bahwa dia juga akan menjadi "bangkai".....
Bangkai itu akan berbau busuk & menyebar ke segala arah.......
Semoga para "bangkai" berjalan akan di hukum oleh Alamnya sendiri.....
Ya Allah kapan Indonesia di pimpin oleh orang2 yg "Bijak".....
13 jam yang lalu · · 1 orang
Lies Noor
Lies Noor
udah bongka cepetan pak , kalau cuman akan dan akan lagi , capek , jangan jadi susno jilid sekian
13 jam yang lalu · · 1 orang
Yan Suheryanto
Yan Suheryanto
Kearifan dan kejujuran seorang pemimpin, memang sangat dibutuhkan negeri ini, karena hidup ini tidak semata-mata untuk politik
13 jam yang lalu ·
Muhammad A S Hikam
Muhammad A S Hikam
‎@Yan: Bisa gak ya, berpolitik tetapi tetap arif, bung??
13 jam yang lalu ·
Dhia Prekasha Yoedha
Dhia Prekasha Yoedha
cak hikam .. mohon izin untuk ku-SHARE vua multiply-ku
13 jam yang lalu ·
Muhammad A S Hikam
Muhammad A S Hikam
‎@Dhia: silahkan, jngn lupa cantumkan nama penulis.
13 jam yang lalu ·
Slamet Arianto
Slamet Arianto
hom pim pah......siapa jadi dalam permainan petak umpet politik ini .....???
13 jam yang lalu · · 1 orang
Adhyt Pramana Mks
Adhyt Pramana Mks
Ya Allah, alangkah malangnya nasib negaraku, INDONESIA,
Semoga Allah selalu memberikan Hidayahnya untuk kita semua,
13 jam yang lalu · · 1 orang
·